- Back to Home »
- Cerpen »
- Kisah Asmara Kelinci dan Kucing
“Lagi ngapain nih kucing cantik?” tanya seekor kelinci jantan yang
mencoba untuk merayu kucing betina yang sedang duduk sendiri di sudut
pasar.
“Aku lagi kelaparan nih, dari kemaren belum makan” jawab kucing betina itu dengan suara sedikit tertahan karena menahan lapar.
‘Kasian banget kamu… ya sudah, tunggu disini bentar ya… aku mau
mengambilkan sesuatu untukmu” kelinci jantan itu pun langsung berlari ke
sebuah tempat yang tak jauh dari pasar tersebut dan mengambil tulang
ikan yang ada di sana.
“Ini buat kamu (memberikan tulang ikan tersebut). Tadi pas aku
jalan-jalan nggak sengaja aku melihat tulang ikan itu. Tapi karena aku
bukan pemakan tulang, jadi tulang itu buat kamu aja” (tersenyum)
“Wah, kamu baik banget… makasih banyak yaa” (tersenyum)
Kelinci itu pun merasa ingin terbang saking senengnya mendapat pujian
dari kucing cantik tersebut. Dia bingung dengan apa yang dia rasakan
saat itu. ‘Apakah aku menyukainya?!’ dia pun bertanya-tanya dengan
dirinya sendiri.
“Ya sudah, aku pulang duluan yaa… makasih banget loh sudah ngasih aku
makanan (terseyum)” kucing itu pun berpamitan kepada kelinci.
Setelah pertemuan itu, kelinci jantan itu pun selalu memikirkan
kucing betina yang telah membuat jantungnya berdetak sangat kencang
tersebut.
Dia pun tidak bisa menahan perasaannya dan berniat untuk langsung mengungkapkan perasaannya kepada kucing betina tersebut.
Esok harinya, kelinci itu pun datang menghampiri kucing betina yang dia temui di sudut pasar kemaren.
“Kucing cantik… Aku boleh jujur nggak sama kamu?” tanya kelinci.
“Boleh kok, mau jujur apa emangnya?” tanyanya heran.
“Emmm… begini, sebenernya aku ini suka sama kamu, kamu mau nggak jadi
pacarku?” tanya kelinci jantan itu dengan perasaan deg-degan.
“Apa katamu?! Kamu suka sama aku?!” kucing betina itu pun merasa sangat kaget mendengar pernyataan dari kelinci jantan tersebut.
“Iya… aku suka sama kamu dan aku ingin hidup bersamamu, kamu mau kan jadi pendamping hidupku?” tanya kelinci lagi.
“Aku minta maaf yaa kelinci, kayaknya aku nggak bisa nerima cintamu,
kita ini diciptakan berbeda. Seharusnya kamu mencintai seekor kelinci,
bukan mencintai seekor kucing seperti aku ini” jawab kucing.
“Tapi aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pendamping hidupku! Aku mau
kamu yang menjadi alasan aku bahagia di dunia ini… apakah aku salah?!”
kelinci jantan itu pun mencoba untuk memperjuangkan cintanya.
“Bukannya gitu! Aku juga sebenarnya suka sama kamu, tapi kita juga harus
menyadari bahwa kita ini berbeda. Kita nggak mungkin bersatu!”
“Tapi aku nggak mau kehilangan kamu! Aku sayang banget sama kamu!” isak kelinci.
“Maafkan aku kelinci… kayaknya aku bener-bener nggak bisa nerima cinta
kamu. Kita itu memang ditakdirkan bukan untuk bersama. Aku berharap kamu
bisa ngertiin aku, kelinci” kucing itu pun mengeluarkan air mata.
“Baiklah… jika itu yang kamu mau. Aku akan mencoba buat ngilangin
perasaanku ini, aku nggak akan maksa kamu lagi buat jadi pendamping
hidupku” kelinci itu pun mencoba untuk tetap tegar menerima takdirnya.
“Makasih yaa kelinci, kamu sudah ngertiin aku. Dan sekarang relakanlah
aku pergi. Aku ingin mencari pasangan hidupku yang sebenernya, yang
sejenis denganku. Dan kamu juga silahkan cari pasangan yang sejenis
denganmu. Semoga kamu bahagia dengan pasanganmu nanti” kata kucing
betina itu sambil menahan rasa sedihnya.
“Baiklah, kalau itu yang terbaik… semoga kamu juga bahagia dengan
pasanganmu nanti, selamat tinggal… kucing” kelinci itu pun berlari
sambil meneteskan air mata. Tak terkecuali kucing, dia pun menangis
melihat kepergian kelinci yang sebenarnya ia cintai. Mereka pun akhirnya
berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masing.
Beberapa bulan kemudian, akhirnya kelinci pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya dan mereka saling mencintai.
Tak terkecuali kucing, dia pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya
dan hidup bahagia. Bahkan, mereka sudah mempunyai lima ekor anak.
Namun, dibalik kebahagiaan mereka, kelinci dan kucing tersebut
sebenarnya masih saling mencintai. Tetapi mereka juga menyadari bahwa
mereka sudah memiliki pasangan satu sama lain. Jadi jalan yang terbaik
adalah mencoba untuk saling melupakan dan menjalani kehidupan mereka
masing-masing…
TAMAT
Cerpen Karangan: Azhar Ansari