- Back to Home »
- Dongeng Jepang »
- Issunboushi
Posted by : memakanmu
Sabtu, 13 September 2014
“Ya Tuhan, biar
sekecil jari telunjuk pun tolong berilah kamu anak!” pinta sang istri
dalam doanya. Akhirnya sang istri pun benar-benar melahirkan seorang
anak sebesar jari jempol. Mereka memberi nama anak itu Issunboushi.
Meskipun anak mereka sangat kecil, tetapi karena itu adalah pemberian
dari Tuhan, mereka merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Suatu hari
Issunboushi menghadap ayah ibunya dan berkata, “Ayah dan Ibu, tiba
saatnya bagiku untuk pergi merantau. Karena itu saya mohon pamit untuk
berangkat besok!”
Mendengar hal itu,
ayah dan ibu Issunboushi sangat terkejut. Semula mereka melarang
kepergian anak satu-satunya yang sangat disayangi itu, tapi karena
kemauan Issunboshi yang sangat kuat akhirnya mereka mengijinkannya juga.
Esok paginya Issunboushi berangkat. Setelah memberi bekal makanan
secukupnya, Issunboushi berangkat dengan memakai sebuah batok kelapa
dengan melalui arus sungai. Arus sungai itu akhirnya membawa Issunboushi
sampai ke sebuah kota yang sangat besar dan ramai. Karena badan
Issunboushi sangat kecil, maka ia harus benar-benar berhati-hati ketika
berjalan di tengah keramaian. Beberapa kali ia harus diam di pinggir
tembok untuk menunggu jalanan mulai sepi. Setelah dirasa cukup sepi, ia
harus berlari menyebrangi jalan agar tidak sampai terinjak orang atau
kuda yang setiap saat bisa melintas di jalanan.
Akhirnya
sampailah ia di sebuah rumah yang sangat besar dan luas. Mungkin rumah
itu milik seorang pembesar di negeri itu. Issunboushi ingin bekerja di
rumah itu. Sesampai di depan pintu, ia mulai berteriak
sekencang-kencangnya agar terdengar si pemilik rumah. “Permisi…
Permisi…!” teriaknya. Tetapi tak seorang pun keluar untuk menemuinya. Ia
pun berteriak lagi dengan lebih keras. Nah, kali ini ada seorang
kakek-kakek dengan pakaian yang sangat indah keluar dari dalam rumah.
“Hah, siapa yang
berteriak-teriak tadi ya? Kok aneh, tidak ada seorang pun?” kata sang
kakek yang nampaknya pemilik rumah itu dengan keheranan. Karena tidak
ada seorang pun maka ia hendak kembali ke dalam. Tetapi…
“Tuan, saya ada
disini! Di bawah!” teriak Issunboushi dengan kencang. Akhirnya kakek
tersebut dapat menemukan keberadaan Issunboushi. Diambilnya Issunboushi
dan ditaruhnya di atas telapak tangannya. Kakek tersebut sangat senang
bertemu dengan Issunboushi, karena itu dengan mudah Issunboushi pun
mendapat pekerjaan di rumah itu. Adapun pekerjaan Issunboushi setiap
hari adalah menemani putri kakek itu untuk bermain. Issunboushi sangat
senang bisa menemani putri yang sangat cantik jelita itu. Demikian juga
dengan sang putri yang merasa sangat senang mendapatkan teman bermain
yang mungil dan lucu.
Suatu hari sang
putri ingin mengunjungi sebuah kuil yang berada di atas sebuah bukit.
Sang putri ingin berdoa bagi ibunya yang sudah meninggal. Dengan penuh
suka cita Issunboushi pun menemani perjalanan sang putri. Adapun kuil
tersebut letaknya agak jauh. Mereka harus melewati hutan lebat yang
menurut cerita orang-orang terdapat seorang raksasa yang jahat dan
kejam. Setelah berdoa di kuil tersebut mereka pun pulang. Tapi ketika
melewati hutan yang lebat itu, perjalanan sang putri dihadang oleh
raksasa jahat. Raksasa itu hendak menculik sang putri. Tentu saja hal
itu membuat Issunboushi marah dan menantang raksasa jahat itu untuk
berkelahi. Dengan menghunuskan pedangnya Issunboushi siap berkelahi
untuk menyelematkan sang putri. Tetapi karena badannya sangat kecil,
maka dengan mudah ia dapat ditelan oleh sang raksasa.
Di dalam perut sang
raksasa, Issunboushi yang masih hidup itu menusuk-nusuk perut sang
raksasa hingga sang raksasa pun merasa kesakitan dan akhirnya
memuntahkan Issunboushi keluar lagi. Raksasa itu pun lari terbirit-birit
karena kesakitan. Dan sang putri pun selamat. Ketika sang raksasa lari
pontang-panting, dari pakaiannya terjatuh sebuah benda mirip gendang
kecil.
“Benda apakah ini, Putri?” tanya Issunboushi.
“Oh, ini adalah
benda ajaib milik raksasa jahat tadi!” jawab sang putri seraya mengambil
benda tersebut dari hadapan Issunboushi.
“Benda ajaib? Apa gunanya?” tanya Issunboushi dengan penasaran.
“Menurut cerita kakek, benda ini dapat mengabulkan semua permohonan manusia” kata sang putri sambil tersenyum.
“Kalau begitu, tolong minta agar badan saya menjadi besar!” pinta Issunboushi.
Ternyata sungguh
ajaib. Ketika sang putri menabuh gendang kecil itu dan memohon agar
badan Issunboshi menjadi besar, beberapa detik kemudian Issunboushi yang
tadinya kecil berubah menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah.
“Terima kasih,
Putri” kata Issunboushi yang sudah berubah itu. Dengan wajah yang
memerah karena malu, sang putri pun akhirnya diantar oleh Issunboshi
sampai ke rumah lagi. Akhirnya, karena keluarga sang putri merasa sangat
berhutang budi kepada Issunboushi mereka pun menikahkan putri mereka
yang cantik jelita itu dengan Issunboushi. Dalam pesta pernikahannya,
Issunboushi tidak lupa untuk mengundang kedua orang tuanya di desa.
Akhirnya mereka pun hidup berbahagia bersama
——————————————————————————————-
Judul asli: Issunboushi (Si Jempol) berasal dari Prefektur Okayama.