- Back to Home »
- Cerpen »
- Hari Pertama di Bulan Desember
Drrrttt…
Sebuah pesan singkat berisi promosi dari operator membuatku terbangun,
dengan terkantuk-kantuk kulihat jam menunjuk angka 01.28 dan kuyakinkan
diriku bahwa saat ini orang-orang sedang berenang dengan indahnya di
lautan mimpi.
Seperti kebanyakan remaja jaman sekarang, Jejaring sosial selalu jadi
tempat kedua yang mereka kunjungi setelah alam mimpi berakhir tentunya,
tidak terkecuali denganku, kemudian sesegera mungkin kulihat TimeLine
dengan penuh harap agar terdapat seseorang yang sedang berkicau disana.
Tidak membutuhkan waktu lama bagiku untuk menyelam di TimeLine dan
kemudian kulihat status dari seseorang yang sudah tidak asing lagi di
benakku.
Dia, iya dia, dia yang selalu membuat orang sepertiku bingung dan penasaran,
“Pindah tempat -_-”
18 minutes ago.
Yang artinya status itu baru saja dibuatnya, itu dibuat sekitar pukul
00.29, dan ini merupakan hari pertama di bulan desember. Mungkin tidak
lama setelah status itu dibuat dia juga masuk ke dunia mimpi, dunia
dimana hanya dia yang tau.
Berselang beberapa menit setelah kupandangi status itu, banyak sekali
bermunculan status orang-orang tentang “wish” mereka di bulan desember
ini, kebanyakan dari mereka berharap agar bulan ini jadi bulan yang
lebih baik lagi dibanding bulan-bulan yang lalu.
“sepertinya asik” dalam batinku, kemudian kuketik beberapa deret kata
yang isinya ucapan selamat bulan desember. Memang cukup sederhana untuk
sebuah status di pagi buta, tapi tak apalah, toh hal ini tidak selalu
terjadi tiap hari.
Masih dengan kesadaran yang mulai hilang, sebuah lagu mengiringiku menuju dunia mimpi, berharap bertemu seseorang disana.
“Pagi dunia” saat ini sekitar pukul 06.00, semuanya dimulai dengan
penuh kegembiraan, entah apa yang membuatku sesenang ini, mungkin akan
ada hal menarik yang akan terjadi di hari secerah ini, siapa yang tau..
Tak lama setelah itu, tanganku dengan santainya meraih benda yang
selama ini menjembataniku dengan dunia maya, dunianya anak muda,
katanya.
Kemudian ku periksa kotak pesan yang sudah sangat lama tak kubuka,
dan di sana masih tersisa pesan terakhir dari dia, yang sepertinya saat
itu sedang dilanda kejenuhan akan sesuatu hal, mungkin hal itu adalah
aku.
Beberapa menit kemudian, terlihat dengan sangat indah sebuah icon
notifikasi dari pesan langsung di salah satu jejaring sosial sebut saja,
Twitter.
Dia: “Hhe, mf, smlm udh set sadar jdi ngawur deh :D kak? Sadar ga? =D tumbenan awal bulan apdet “wish” sma minta
“wish” aku =))”
at 06.05
membaca pesan itu, membuatku merasa kaget, senyum sendiri, dan
perasaanku yang paling menonjol dari semua itu adalah rasa bersalah.
Rasa bersalah karena telah membuatnya meminta maaf untuk sesuatu hal
yang sebenarnya tidak terlalu menyakitiku, dia memang perempuan yang
baik, suka bercanda, dan murah senyum, meskipun ada saat dimana dia
ngeselin, serius dan ngangenin, tapi memang itulah dia, dia yang selalu
punya tempat spesial di hatiku yang tersembunyi ini.
Lagi pula Memang, selama saya sekolah sampai di tingkat SMA, ini
merupakan kali pertama saya nanyain tentang wish ke seseorang, terlebih
lagi pada seorang perempuan..
Beberapa saat sebelum membalas pesan itu, pikiranku melayang menuju
suatu waktu di masa lalu, yaitu sekitar beberapa hari yang lalu, dimana
pada saat itu mungkin bisa dibilang sebagai konflik batin antara hati
cowok sama hati cewek.
Malam itu aku dan dia berkirim pesan dengan cukup enjoy dan penuh canda,
tapi, entah kenapa dia lantas melontarkan kata yang cukup
mencengangkan.
Dia: “engga, makasih udah kasih kejelasan, hahahaha”
aku sempet bingung sendiri dengan kata “makasih udah kasih kejelasan”, kejelasan apa maksudnya?
Apa mungkin ada kata-kata dariku yang membuatnya berkata seperti itu,
aku pun mencoba kembali melihat rentetan kejadian di pesan itu, dan yang
kutemukan hanyalah kata,
dia: “engga, aku ga penting banget kan?”
dan saat pertanyaan itu aku kaji dengan begitu khusuk dan hati-hati, hatiku berkata
“Maaf jika aku salah, tadi itu kan hanya lah sebuah candaan, lagi pula kamu itu orang yang penting buat aku”
sesaat setelah memikirkan hal itu aku kembali membalas pesanya dengan penuh tanda tanya dan rasa bersalah,
aku: “Kamu marah ya? Kejelasan apa coba..?”
dia mungkin sedang Badmood, dia pun membalas dengan singkat,
“enggakkk…”
sungguh, itu membuatku bingung setengah mati, mungkin inilah perasaan yang selalu dialami cowok ketika cewek marah sama dia.
Atau saat seorang cewek kesel sama seorang cowok.
Kemudian aku kembali meminta maaf dan menanyakan alasan dia kenapa
berkata seperti itu, tapi sepertinya hal yang aku lakuin itu sia-sia,
Aku tau, langkah yang paling baik saat seperti ini adalah
membiarkanya sendiri terlebih dahulu dan biarkan dia menenangkan
pikirannya, terlebih lagi pada saat itu dia memang sedang banyak
pikiran.
Dan akhirnya aku dan dia mengakhiri perbincangan malam itu dengan perasaan canggung.
Semua kejadian yang telah lalu itu kini mulai pudar dari ingatan,
meskipun sebagianya masih berceceran, namun sekarang semua terlihat
lebih baik, tak ada kecanggungan antara aku dan dia, kami cukup enjoy.
Mungkin Inilah hari pertama di bulan desember,
hari dimana harapan yang lama tergantikan oleh Harapan-Harapan yang baru,
harapan yang membuat seseorang hidup kembali,
harapan yang membuat seseorang terseyum lebar,
harapan yang membuat seseorang memulai kehidupanya dengan penuh perbaikan diri.
Memang tidak harus menunggu awal bulan untuk menjadi lebih baik, dan
lebih baik, tapi inilah yang dinamakan Cerita “Hari Pertama di Bulan
Desember.”
Epilog: *Kutipan Percakapan di Twitter*
aku: “Ngawur juga ga papa, :D, ya berusaha sadar aja hehe :P, ya sekali2, (memulai semua dari nol) :D, punya wish?”
at 06.10
dia: “jangan terlalu maksain u/ sadar, :P *pis,
punya dong :D”
at 06.16
aku: “iya iya, kalo ga sadar2 banjur aja pake aer, :D wish nya apa, kalo boleh tau? :D”
at 06.20
dia: “Pake minyak aja gmana, bias panas :P hhhmmm kasih tau gak yah… :D hehe”
at 06.26
aku: “Ouh pake minyak juga boleh kok, asal minyaknya, minyak wangi haha :D kasih tau dong? :P”
at 06.31
dia: “Hhuuuu, minyak goreng aja ah.. *pis :P ya pokoknya, aku harap bulan ini jd bulan yg berkesan dan penuh arti… :D”
at 06.37
Dan Percakapanpun terus berlangsung hingga berakirnya Hari Pertama Bulan Desember, :D
“Setiap Orang Punya Harapan, Harapan Yang Membuatnya Merasa Hidup”
THE END
Cerpen Karangan: Lukmanul Haqim Sulaeman